Statistics |
Total online: 2 Guests: 2 Users: 0 |
|
Dakwa
| 2010-08-23, 8:05 AM |
Bismillah…
Di bulan ramadhan yang mulia ini, banyak di antara kaum muslimin yang berlomba – lomba untuk beramal kebaikan baik itu yang bersifat wajib maupun sunnah. Namun di sisi yang lain, banyak pula di antara mereka yang bersantai – santai ria seakan tak ada beda antara ramadhan yang mulia dengan hari – hari lainnya.
Hanya sekedar ingin menyumbangkan sebuah ‘ilmu yang kami dapatkan dari beberapa buku yang baru saja kami baca, maka tertulislah catatan ringan ini. Berharap Allah ta’ala menggantinya dengan balasan kebaikan di sisiNya dan mengharap wajahNya.
Allah ‘azza wa jalla berfirman,” Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Adz-Dzariyat : 55)
Demikianlah kami mencoba membantu ingatkan saudara – saudara kami serta terutama kami sendiri, bahwa ada sebuah keutamaan yang agung, yang Allah janjikan dalam setiap hari-nya. Apa gerangan…?
Jika anda mengatakan hal itu adalah SHALAT SUNNAH RAWATIB, maka jawaban anda sangat benar…!
Dalam buku Shahih Fiqih Sunnah, Maktabah at-Taufiqiyyah I/372, disebutkan bahwa shalat sunnah rawatib itu adalah shalat-shalat yang dilakukan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam atau dianjurkan bersama shalat wajib, baik sebelum maupun sesudahnya.
Dalam sebuah hadits, Nabi kita yang mulia -shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّى لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ. قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ فَمَا بَرِحْتُ أُصَلِّيهِنَّ بَعْدُ
“Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.”
(Kemudian) Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha berkata, “Setelah aku mendengar hadits ini aku tidak pernah meninggalkan shalat-shalat tersebut.” [HR. Muslim, no. 728]
Yaa subhanallaah, di saat kita selama ini menabung dan mengumpulkan modal untuk membeli sebuah rumah di perumahan dengan begitu payah dan lelah, Allah ta’ala justru memberikan sebuah jalan tabungan untuk membeli sebuah rumah bahkan selayak istana, di SURGA…! Aduhai, jika perumahan di dunia saja sudah layak untuk membuat kita tergiur, maka bagaimana lagi rumah di surga…?
Jika di dunia yang notabene hidup kita hanya berkisar 60an tahun saja kita membutuhkan sebuah rumah untuk tempat berteduh dari hujan, berlindung dari panas terik… maka SUNGGUH AMATLAH BUTUH kita AKAN TEMPAT TINGGAL DI AKHIRAT. Sebuah negeri yang tak ada kematian di dalamnya, KEKAL…!
Tak berlebihan kiranya kami mengambil judul seperti di atas, sebagaimana yang ustadz kami -Armen Halim Naro (rahimahullah)- sampaikan dalam kajian beliau “Bersemilah Ramadhan”. Beliau menuturkan agar seorang hamba Allah berpandai – pandai untuk memanfaatkan modal usahanya untuk membeli akhirat…
Dan salah satunya adalah dengan istiqamah menjalankan shalat sunnah rawatib.
Lihatlah akhi, ukhti… Ummu Habibah radliyallahu’anha. Teladanilah ketekunan beliau, keistiqamahan beliau dalam menjalankan shalat sunnah rawatib ini. Lihatlah beliau, bagaimana beliau menjaga shalat rawatibnyahingga tak tertinggal satu rakaatpun dari sunnah rawatib yang beliau lewatkan. Fa Subhanallaah…
Bahkan, andai kita mengetahui tentang amalan apa yang akan dihisab Allah ta’ala pertama kali adalah SHALAT, maka sudah barang tentu kita kejar shalat sunnah rawatib kita untuk menyempurnakan nilai shalat kita di sisi Allah ta’ala nanti. Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“ Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah shalatnya. Apabila bagus maka ia telah beruntung dan sukses, dan bila rusak maka ia telah rugi dan menyesal. Apabila kurang sedikit dari shalat wajibnya maka Rabb ‘Azza wa jalla berfirman: “Lihatlah, apakah hamba-Ku itu memiliki shalat tathawwu’ (shalat sunnah)?” Lalu shalat wajibnya yang kurang tersebut disempurnakan dengannya, kemudian seluruh amalannya diberlakukan demikian.” [HR At-Tirmidzi no. 413]
Namun belum cukup sampai di sini, ada sebuah hal yang harus kita ketahui dengan yakin dimanakah waktu – waktu shalat sunnah yang paling dianjurkan dalam sehari semalam…?
Ada banyak pendapat mengenai hal ini yang telah dibahas Imam an Nawawi dalam buku Al Majmu’ Syarh al Muhadzdzab. Akan tetapi, lebih mudahnya adalah dari penjelasan seorang ulama Saudi Arabia, Asy Syaikh Muhammad Ibnu Shalaih al ‘Utsaimin dalam kitab Asy Syarhul Mumti’ berikut ini…
“ Shalat sunnah rawatib yang dianjurkan adalah duabelas raka’at dengan perincian dua raka’at sebelum Subuh, empat raka’at sebelum Zhuhur, dua raka’at setelah Zhuhur, dua raka’at setelah Maghrib, dan dua raka’at setelah ‘Isya` [dlm buku Asy Syarhul Mumti' (IV/96)]
Dari sini, maka marilah saudara – saudariku…kita gemarkan untuk istiqamah menjalankan shalat sunnah rawatib, perbanyaklah membayar cicilan rumah di surganya Allah ta’ala, belajarlah istiqamah dari amalan sederhana ini…
Belajarlah menjadi hamba yang dicintai oleh Allah ta’ala oleh sebab amalanmu yang rutin walaupun amalan itu sedikit… [HR. al-Bukhari (no. 6099) dan HR. Muslim (no. 783)]
Dan belajarlah untuk menjadi hamba yang menjaga shalat…
|
Category: Kajian Islami | Added by: YahyaOteda
|
Views: 467 | Downloads: 0
| Rating: 0.0/0 |
|
|